SELAMAT DATANG

PT. SIGMA GLOBAL HITECHS
Melayani pengiriman keseluruh indonesia VIA JNE, TIKI, Pos Indonesia

Peluang

INFO PRODUK HUBUNGI 081318942462

9.8.10

Kendala dan Upaya Pengembangan Buah Tropika

Setidaknya ada lima kendala dalam pengembangan buah-buahan di Indonesia, yaitu:
1. Ketersediaan bibit unggul dengan mutu genetik yang baik.
2. Keterbatasan paket tehnologi produksi buah-buahan.
3. Investor enggan menanam modal dalam bidang agribisnis.
4. Lahan yang mempunyai tingkat kesesuaian yang tinggi untuk budidaya daya buah – buahan sulit di temukan.
5. Panen buah bersifat musiman sehingga ketersediaan melimpah dan harga turun pada saat panen raya.

Varietas unggal merupakan faktor utama penunjang keberhasilan pengembangan buah-buahan. Penelitian yang dilakukan belum mampu menghasilkan teknologi baru dan atau varietas unggul masih sangat terbatas sehingga varietas superior buah-buahan tropis yang dimiliki sangat langka.Varietas unggul buah-buahan di produksi dalam jumlah yang sedikit, tidak seperti pada benih jagung dan padi. Dalam satuah luas tanaman buah ditanam dengan jumlah yang sedikit karena jarak tanam yang besar disamping itu masa produktif yang lama, sehingga pihak swasta kurang tertarik untuk berinvestasi melakukan penelitian dan pengembangan tanaman buah-buahan.

Pemuliaan tanaman buah-buahan melalui seleksi genetik bertujuan untuk menghasilkan tanaman buah-buahan yang sesuai dengan tututan pasar. Penelitian tanaman buah memerlukan waktu yang lama, waktu yang diperlukan sampai bertahun-tahun agar hasil penelitian dapat diterapkan. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara pemerintah, para peneliti dan industri pelaku agribisnis buah-buahan agar terjadi link antara hasil penelitian dengan kebutuhan pelaku agribisnis.

Masa juvenil atau masa tanam belum berbuah yang lama pada tanaman buah-buahan menyebabkan investor krang tertarik untuk menanamkan modal dalam agribisnis buah-buahan tropika. Petani juga enggang mengembangkan tanaman buah dalam skala luas dan komersil. Selain masa juvenil yang lama antara 4 sampai 10 tahun ketersediaan teknologi, sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan pada bidang ini juga sangat terbatas, sifat produk yang mudah rusak dan sebagainya.

Untuk memperpendek masa pengembalian investasi dalam agribisnis buah tropika antara lain dapat dilakukan dengan cara: memacu pertumbuhan tanaman agar cepat berbuah, penanaman dengan populasi tinggi dan menanam tanaman crash crop sebagai tanaman sela ( Poerwanto,2003). Upaya untuk memacu pertumbuhan agar masa juvenil lebih cepat terlewati sehingga tanaman cepat berproduksi dapat dilakukan dengan cara: menggunakan media tumbuh yang sesuai saat pembibitan, penggunaan bibit dari hasil perbanyakan secara vegetatif seperti cangkok, stek, sambung puck dan okulasi, pemberian zat pengatur tumbuh, pemberian mikoriza dan pemeliharaan yang baik. Kendala lain adalah lambatnya tanaman buah mencapai puncak produksi, ada beberapa cara untuk mengatasi lamanya tanaman buah mencapai masa puncak produksi misalnya dengan melakukan penanaman dengan populasi tinggi cara ini dilakukan dengan menanam tanaman lebih rapat dari jarak tanam yang dianjurkan, setelah tajuk rapat dilakukan penjarangan, biaya yang di perlukan memang cukup besar tetapi tanaman akan mencapai masa puncak produksi lebih cepat. Penanaman tanaman cras crop yang cepat panen sebagi tanaman sela dapat memberikan penghasilan sebelum tanaman buah menghasilkan, misalnya dengan menanam pepaya atau pisang sebagi tanaman sela sampai tahun ke empat atau kelima. Keuntungannya adalah tanama sela bisa sebagai tanaman pelindung dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sehingga periode pengembalian investasi bisa lebih pendek.

Mutu buah yang dihasilkan tergantung dari kemampuan tanaman beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya oleh karena itu penanaman harus mengacu pada habitat tumbuh yang sesuai. Meskipun negara kita luas tetapi cukup sulit untuk mendapatkan lahan yang mempunyai tingkat keksesuaian yang tinggi untuk pengembangan tanaman buah karena sudah dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas lain. Tersedianya peta Perwilayahan Komoditas, yang dibuat berdasarkan ketersediaan lahan, kesesuaian lahan dan agroklimat, nilai ekonomi buah yang dikembangkan , peluang pasar dan harga, ketersediaan dan penguasaan tehnologi dan dukungan pemerintah setempat. Dengan cara demikian pengembangan konsep one village one variety dapat diterapkan sehingga dapat meningkatkan potensi daerah.

Permasalahan penting yang dihadapi para eksportir buah saat ini adalah ketidak , mampuan untuk memenuhi kuantitas dan kontinuitas permintaan dari negara pengimpor. Sifat musiman menyebabkan ketersediaan buah melimpah pada musim panen danti tidak ada suplai saat tidak musim shingga kesinambungan pemasaran / ekspor menjadi tergantung. Sifat musiman dari segi agribisnis tentu tidak menguntungan, karena mmenyebabkan fluktuasi harga. Pada saat musim panen harganya merosot sangat tajam, sedangkan pada awal dan akhir musim panen harganya menjadi tinggi. Perentangan periode pembuahan dengan mempercepat awal musim buah dan atau memperlambat akhir musim buah akan memberikan keseimbangan penawaran-permintaan dalam rentang waktu yang lebih panjang. Cara tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan teknologi produksi buah di luar musim agar tidak semua pohon berbuah pada saat yang sama.

2 komentar:

SABAR MENUNGGU mengatakan...

Idea yang bagus dan cemerlang...sudah terbukti di PT.SHS,Sulawesi dan Kalimanatan, selamat sukses

Jabon mengatakan...

mampir...
mo bagi sedikit info tentang pohon jabon..
salam.....